SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI
THEORY KLASIK
“TUGAS INDIVIDU”
OLEH
HENDRI ANGGA SETIAWAN

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2015
PEMIKIR-PEMIKIR TEORI KLASIK
1. Adam Smith (1723-1790)
John
Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5
Juni 1723 – meninggal
di Edinburgh, Skotlandia, 17
Juli 1790 pada
umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang
menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama
yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta
dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme.
Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme.
Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai
terkenal di sana.
Kemakmuran
Negara (Wealth
of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori
Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau
kritik atau bentuk kapitalisme,
yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia. Karena kapitalisme laissez-faire seringkali
dihubungkan dengan keegoisan tak terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan
filosofi moral Smith,
dengan fokus simpati kepada seseorang.
Ada
beberapa kontroversi tentang keaslian Kemakmuran
Negara Smith; beberapa orang
menyangkal hasil kerjanya hanyalah tambahan biasa kepada kerja pemikir seperti David
Hume dan Baron de Montesquieu.
Dan, banyak teori-teori Smith hanya menggambarkan trend sejarah menjauh dari
mercantilisme, menuju perdagangan-bebas, yang telah berkembang selama beberapa
dekade, dan telah memiliki pengaruh yang nyata dalam kebijakan pemerintah.
Namun begitu, buku ini mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas,
dan tetap menjadi suatu buku yang paling berpengaruh dan penting dalam
bidangnya sekarang ini.
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan
ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas
tenaga kerja bertambah. Pembagian kerja harus ada akumulasi kapital terlebih
dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, juga menitik beratkan
pada Luas Pasar.
Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil
produksi, sehingga perdagangan internasional menarik perhatian. Karena hubungan
perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar
luar negeri dan pasar dalam negeri.
Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat
kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian
kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Karakter pribadi dan pandangan-pandangan :
Sangat sedikit yang diketahui tentang Adam Smith
selain dari apa yang bisa dideduksi dari karya-karyanya yang sudah diterbitkan.
Semua paper pribadinya sudah dihancurkan setelah kematiannya. Dia tidak menikah
dan sepertinya mempertahankan hubungan dekat dengan ibunya, di mana dia tinggal
setelah pulang dari Perancis dan mendahului kematian Smith hanya 6 tahun
berselang. Kesaksian kontemporer menjelaskan Smith sebagai eksentrik tetapi
intelektual yang dermawan dan ramah, kepikunan yang komikal, dengan kebiasaan
yang berulang tentang pidato dan memberi senyuman yang "ramah tanpa
ekspresi."[4] Kesabarannya disebut memiliki nilai penting dalam pekerjaannya
sebagai administrasi Glasgow. Setelah kematiannya ditemukan bahwa sebagian
besar pendapatannya disumbangkan secara rahasia olehnya.
Telah terjadi beberapa debat terhadap pandangan
relijius dari Adam Smith. Ayahnya memiliki ketertarikan besar pada
Kekristenan [5] dan merupakan sayap moderat dari gereja Skotlandia (gereja
nasional di
Skotlandia sejak 1690). Smith mungkin pergi ke Inggris untuk meniti karier di dalam Gereja Inggris: pernyataan ini
kontroversial dan bergantung pada status eksibisi Snell. Di Oxford, Smith
menolak Kristen dan dipercaya kalau dia pulang ke Skotlandia sebagai Deis.
Ekonom Ronald Coase, bagaimanpun, telah menantang pandangan kalau Smith merupakan seorang
Deist, menyatakan bahwa, ketika Smith mungkin dihubungkan sebagai "Arsitek Besar Alam Semesta", sarjana lain telah "jauh melebih-lebihkan perluasan sampai di mana Adam
Smith telah memasuki sebuah keyakinan dalam sebuah Tuhan Pribadi". Dia
mendasari analisis ini dari sebuah remark dalam The Wealth of Nations di
mana Smith menulis kalau keingintahuan umat manusia tentang "fenomena
luarbiasa dari alam" seperti "generasi, kehidupan, pertumbuhan dan
kematian dari tanaman dan binatang" telah membuat manusia untuk
"memasukkannya dalam akal sehat mereka". Coase mencatat observasi
Smith di mana: "Takhayul pertama-tama ditujukkan untuk memenuhi
keingintahuan, dengan menghubungkan semua penampakan menakjubkan pada agensi
tentang Tuhan". Bagaimanapun, kepercayaan ini tidak bertentangan dengan
Deisme, sebuah sistem kepercayaan yang memegang ide sekptis tentang Tuhan
pribadi.
Tahun 1748 Smith
memulai menguliahi umum di Edinburgh di
bawah bimbingan Lord Kames.
Sebagian dari perkuliahannya menyinggung retorika dan belles-letters, tetapi nantinya
dia akan mengambil subyek dari "kemajuan dari kesejahteraan," dan
nantinya, di pertengahan atau akhir abad dua puluh, di mana dia pertama kalinya
mengemukakan filosofi ekonomi dari "sistem yang jelas dan sederhana dari
kebebasan alamiah" di mana dia menyatakan hal tersebut ke khalayak dalam
buku karangannya The Wealth of Nations.
Pada sekitar tahun 1750 dia bertemu filusuf David
Hume, yang merupakan seniornya terpaut
sepuluh tahun. Hubungan dan kesamaan opini yang dapat ditemukan dalam detail
dari tulisan mereka mencakup sejarah, politik, filosofi, ekonomi, dan agama
menandakan bahwa mereka berdua memiliki persekutuan intelektual yang dekat dan
persahabatan dibanding orang lain yang mana akan memerankan peran penting
selama Pencerahan di Skotlandia.[1],
dia merutinkan The Poker Club dari Edinburgh.
Tahun 1751 Smith
ditunjuk sebagai ketua dewan logika di Universitas Glasgow, dipindahkan tahun
1752 ke Dewan filosofi moral Glasgow, pernah ditinggali oleh gurunya yang
terkenal, Francis Hutcheson. Kuliahnya mencakup etika, retorika, jurispundens, politik ekonomi,
dan "polisi dan keuntungan". Tahun 1759 dia menerbitkan Teori
dari Sentimen Moral, memasukan sebagian
kuliahnya di Glasgow.
Karya ini, yang membangun reputasi Smith masa itu, menjelaskan bagaimana
komuikasi manusia bergantung pada simpati antara agen dan penonton (itu, sang
individual dan anggota masyarakat yang lain). Analisanya pada evolusi bahasa
kadang-kadang superfisial, seperti yang ditunjukkan 14 tahun kemudian oleh
penelitian yang lebih dalam pada bahasa primitif oleh Lord Monboddo[2].
dalam karyanya berjudul Asal
Muasal dan Perkembangan Bahasa kapasitas
Smith akan pengaruh, persuasif, atau argumen retorikal, lebih banyak dalam
buktinya. Dia mendasarkan penjelasannya tidak, seperti Lord Shaftesbury ketiga
dan Hutcheson lakukan pada "kepentingan moral", juga tidak seperti
Hume padautilitarianisme,
tetapi berdasarkan atas simpati.
Teori Nilai
Menurut Smith, barang mernpunyai dua nilai :
1. Nilai guna (value in use)
2. Nilai tukar (value in exchange)
Nilai tukar atau harga dari suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
(labor) yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Untuk mengukur
tenaga labor yang digunakan untuk menghasilkan barang, tidak dapat diukur
dengan jam kerja saja, sebab skill tiap orang berbeda. Untuk itu digunakan
harga labor sebagai alat ukur, yaitu upah.
Perbedaan tenaga kerja dalam menghasilkan barang digunakan untuk
menentukan harga. Harga seperti ini disebut sebagai harga alami (natural price),
yang pada zaman sekarang disebut harga keseimbangan jangka panjang.
Hubungan antara nilai tukar dan nilai guna : Menurut Smith bahvva suatu
barang yang mempunyai nilai guna yang tinggi kadang-kadang tidak memiliki nilai
tukar (tidak bisa ditukarkan dengan barang Iain), sebaliknya ada pula barang
yang mempunyai nilai tukar tinggi tetapi memiliki nilai guna kecil (tidak
begitu berfaedah dalam kehidupan). Contoh air dan intan.
Teori Pembagian Kerja
Menurut Smith,
produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan rnelalui
pembagian kerja (division of labor). Pembagian keda akan mendorong spesialisasi,
di mana orang akan memilih mengedakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan
kemampuannya masing-masing.
Pembagian kerja
rnenyebabkan tiap orang menjadi ahli di bidangnya (terspesialisir) dan dengan
demikian produktivitasnya juga meningkat, sehingga hasil produksi secara total
juga meningkat.
Teori pertumbuhan ekonomi Klasik : Pertambahan penduduk berarti meningkatkan
tenaga kedarja, dan hal ini akan meningkatkan permintaan dan perluasan pasar
dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Smith membedakan tenaga
kerja atas tenaga kerja yang produktif dan tenaga kerja tidak produktif. Tenaga
kerja produktif adalah tenaga kerja yang menciptakan nilai dan menciptakan
surplus untuk pengusaha. Bagi Smith tenaga kerja pada sektorjasa termasuk
tenaga kerja tidak produktif.
2. Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Sesudah Adam Smith, Thomas Malthus
dianggap sebagai pemikir klasik yang sangat berjasa dalam pengembangan
pemikiran – pemikiran ekonomi. Malthus menimba pendidikandi St. John’s College,
Cambridge, Inggris, dan kemudian melanjutkan ke East India College.Sewaktu ia
diangkat sebagai dosen pada East India College, untuk pertama kalinya
ekonomi politik (political economy) diakui sebagai
disiplin ilmu tersendiri.
Pada tahun 1798 malthus menerbitkan buku, dan buku tersebut menimbulkan perdebatan
dengan orang tuanya sendiri tentang pendapat yang menyatakan bahwa sifat
– sifat manusia bukanlah karena diwariskan,
tetapi ditentukan oleh lingkngan dimana merekahidup.
Ia merupakan seorang ahli ilmu ekonomi politik, yang berasal dari lnggris. Buku-bukunya
tentang ekonomi politik adalah : Principles of Political Economy (1820) dan
Definitions of Political Economy (1827), An Inquiry into the Nature and
Progress ofRent (1815).
Bukunya yang terkenal
adalah Essay on Principle of Population as it Affects the Future lmprovement of
Society (1798). Dari buku ini terlihat bahwa Malthus merupakan slaah seorang
pengikut Adam Smith yang memiliki sikap pesimis terhadap masa depan manusia.
Menurutnya bahvva tanah sebagai salah satu surnber produksi utama tetap
jumlahnya, terutama untuk pertanian karena semakin banyak yang digunakan
oleh pabrik-pabrik, jalan, atau untuk perumahan.
Kenyataan ini didasarkan pada berbagai kesengsaraan, kemiskinan, dan ketidakbahagiaan manusia yang di
temuinya di lingkungan kehidupannya. Yang bertanggung jawab atas keadaan ini semua adalah pemerintah, untuk mengubah
keadaan ini diperlukan pembaharuan kelembagaan.
Ayah Thomas Robert Malthus menyetui pandapat itu, tetapi malthus muda membantah pendapat itu .
dengan menggabungkan pemikiran – pemikiran teori penduduk pada
beberapa tulisaan sebelumnya, termsuk hokum hasil lebih yang semakin berkurang yang pernah ditemukan
oleh Turgot, Malthus mengembangkan teori kependudukan, denganmengasumsikan bahwa nafsu sex manusia dan kebutuhan
makanan mempunyai hubungan.
Menurut pengamatannya manusia berkembangjauh lebih cepat dibandingkan produksi
hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, maka Malthus
meramal bahvva suatu ketika akan terjadi malapetaka (disaster) yang akan
menimpa umat manusia.
Dalam bukunya Priciples of Population (1796), ia menguraikan bahwa satu-satunya
oara untuk menghindar dari malapetaka tersebut adalah dengan melakukan kontrol
atas pertumbuhan penduduk.
Dapat dilihat dewasa ini, pemikiran Malthus yang relevan bukan di dunia Barat,
melainkan di dunia ketiga, seperti di Asia, Afrika dan Amerika Latin. masalah
kependudukan telah dikaitkan pula dengan masalah lingkungan.
Dengan demikian, ahli ekonomi kembali mengkaji pemikiran Malthus dan mencoba
untuk melakukan revisi. Di negeri-negeri maju, memang bukan masalah pertumbuhan
penduduk yang utama, tetapi kepadatan penduduk dan industrialisasi telah
memperburuk lingkungan kehidupan manusia.
Jumlah penduduk meningkat tidak seimbang
dengan kenaikan persediaan kebutuhan pokok hidup. Bilamana kemampuan lahan
untuk menghasilakn kebutuhan manusia menurun, maka peningkatan bahan
pangan tidak dapat mengimbangi jumlah pertambahan penduduk. Pemikiran
malthus yang kontroversi waktu itu dapat digambarkan lebih lanjut
sebagai berikut:
1.
Kita perlu melihat
latar belakang tentang alasan-alasan malthus berpendapat demikian, malthus melihat pada waktu itu :
menjelang tahun 1790, Inggris dalam keadaan swasembada pangan tetapi padatahun
itu Inggris harus mengimport bahan pangan terjadi proses pemiskinan penduduk
yang berpendapatan rendah.
2.
Dalam bukunya yang
terbit edisi pertama malthus mengemukakan dua dasar pertama sebagai asumsi: untuk kehadiran
manusia diperlukan bahan pangan nafsu sex antar kelamin merupakan kebutuhan
yang tidak akan berubah. Dengan asumsi ini dapat disimpulkan
peningkatan penduduk lebih cepat
daripada perumbuhan bahan pangan.
Karena itu Malthus mengemukakancara mengatasinya dengan melakukan pembatasan.
Terdapat dua pembatasan,
yakni pengendalian posotif dan negatif. Pengendalian positif adalah
perang, penyakit, dan kelaparan. Pengendalian negatif dengan menunda perkawinan.
Tetapi hal tersebut dapat menimbulkan kejahatan seksual. Untuk mengatasi ini tidak mungkin dengan meniadakan
struktur kelembagaan yang ada.
3.
Pendapat Malthus yang menjadi
kontroversi dan mendapat kritik keras dari penentangnya, kemudian bukunya
terbit untuk yang kedua kalinya pada tahun1803. Metodologi yang digunakan
malthus semata-mata deduktif telah dilengkapi dengan metode induktif pada edisi
kedua dan dua cara pembatasan pertumbuhan penduduk Telah menjadi tiga cara
yaitu ditambah dengan melakukan kendali moral( moral-restraint ).
Maksud kendali moral adalh menunda perkawinan tanpa melakukan hubungan sex sebelumnya.
Theory of Gluts
yaitu penawaran yang tergantung
pada permintaan. Dan hal ini ditentang oleh Ricardo.
3. David Ricardo (1772-1823)
Ricardo adalah
seorang ekonom yang berlatar belakang pengusaha. Ricardo sependapat
dengan Smith bahwa labor memegang peranan penting dalam perekonomian. Perbedaan pendapatnya dengan Smith adalah
bahwaSmith lebih menekankan masalah kemakmuran bangsa dan pertumbuhan, sedang
Ricardo Iebih memperhatikan masalah pemerataan pendapatan di antara berbagai
golongan dalam masyarakat.
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi
ada tiga golongan masyarakat, yaitu :
a) Golongan Kapital
a) Golongan Kapital
Adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang
peranan yang penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan
menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang
mengakibatkan naiknya pendapatan nasional.
b) Golongan Buruh
Golongan buruh ini tergantung pada golongan kapital
dan merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat.
c) Golongan tuan tanah
Mereka hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital
atas areal tanah yang di sewakan.
David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk
bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang
subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.
4. Jean Baptiste Say
(1767--1832)
Ekonom yang berasal dari
Prancis. Seperti halnya Ricardo, Say juga
berlatar belakang seorang pengusaha. Say agak memperluas teori Smith dengan
mengatakan bahwa semua yang menghasilkan "utilities" (gunaffaedah) -
yaitu sesuatu yang dibutuhkan orang dan untuk rnendapatkannya orang rela
mernpayar
dengan uang - adalah produsen, tidak perduli apa yang mereka hasilkan itu
barang atau jasa.
Kontribusi Say yang
paling besar terhadap aliran Klasik ialah pemikirannya (yang dikenal dengan
Say's Law) yang rnenyatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri (supply creates its own demand). Asumsinya adalah, bahwa
nilai produksi selalu sama dengan peridapatan. Setiap ada produksi, akan ada
pendapatan, yang beeamya persis sama dengan nilai produksi tadi. Jadi, dalam
keadaan keseimbangan produksi cenderung rnenciptakan permintaannya sendiri akan
barang bersangkutan.
Gagasan Say tidak
diterima begitu saja oleh semua pemikir yang tergolong mazhab Kiask Thomas
Malthus terrnasuk di antara ekonom yang menolak kebenaraa hukum Say. Malthus
menunjukkan bahwa adanya kekurangan dalam kemampuan berkonsunnsi
(underconsurnpfion) di antara masyarakat.
Gagasan Say dijadikan
titik tolak bagi Keynes untuk rnelancarkan suatu revolusi dalam pemikiran
ekonomi dengan rnenyusun suatu kerangka analisis teoritis yang baru dan pola
pendekatan yang loerlainan terhadap masalah-masalah ekonomi masyarakat. Melalui
pengkajiannya yang mendalam, Keynes berkesimpulan bahwa teori Say tidak dapat
dibenarkan sebagai dasar teori maupun loerdasarkan pengalaman empiris ekonomi
masayarakat.
5. John Stuart Mill (1806-1873)
Mill adalah seorang ekonom, yang sejak kecil telah dididik dengan keras
oleh ayahnya yang juga seorang ekonom, yaitu lames Mill. Pada usia 12 tahun
ia sudah mampu menulis tentang sejarah, setahun berikutnya ia telah mampu
mengoreksi buku Elements of Political Economy yang ditulis oleh ayahnya. Pada
usia 16 tahun ia telah mengorganisir sebuah organisasi yang disebut utilitarian
society.
Buku-buku yang
ditulisnya antara lain : A System of Logic tahun 1943, On the Liberty (1859),
Essay on Some Unsettled Questions of Political Economy (1844) dan Principles of
Political Economy With Some of Their Applications to Social Philosophy (1848).
John Stuart Mill merupakan salah satu tokoh
Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan konsep kebebasan, yang
dituangkan secara komprehensif di dalam bukunya On Liberty. Bukunya yang
berkaitan dengan ekonomi, Principles of Political Economy pada tahun 1848 berupaya
untuk memahami masalah ekonomi sebagai suatu masalah sosial. Masalah tentang
bagaimana manusia hidup dan ikut ambil bagian dalam kemakmuran bangsanya, baik
dalam proses produksi, perlindungan terhadap produk dalam negeri dan perpesaing
antar produk, maupun masalah distribusi melalui instrument uang dan kredit
(mikhael dua,2008).
Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill
dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus, dimana pertumbuhan ekonomi selalu
diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan sumber yang tetap.
Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang
lebih mengedepankan kepada kebahagiaan orang lain, dimana disanalah moralitas
utilitarian dibangun oleh Mill. Prinsip tersebut memang cukup relevan dalam hal
aktifitas ekonomi, disamping Mill menerima pasar bebas Adam Smith, namun usaha
untuk memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal persaingan ekonomi pasar,
menjadi agenda Mill. Kondisi pasar bebas yang cenderung bersikap egoisme
sentris, berusaha ditekan Mill dengan pemberlakuan nilai moralitas bersama,
dimana prinsip kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain pasar, pelaku
usaha, produsen, distribusi, hingga tataran konsumen. Pasar bebas memang
cenderung melahirkan kondisi menang-kalah, namun diantara dua belah pihak
diharapkan harus tetap mampu menjalin hubungan yang kelak melahirkan
kebahagiaan bersama, yang merupakan konsekuensi atas universalisme etis ala
John Stuart Mill.