Jumat, 26 Agustus 2016

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI THEORY KLASIK

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI
THEORY KLASIK
“TUGAS INDIVIDU”
OLEH
HENDRI ANGGA SETIAWAN
Logo Warna201350062




JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2015



PEMIKIR-PEMIKIR TEORI KLASIK

1. Adam Smith (1723-1790)
John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – meninggal di Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal di sana.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau kritik atau bentuk kapitalisme, yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia. Karena kapitalisme laissez-faire seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan filosofi moral Smith, dengan fokus simpati kepada seseorang.
Ada beberapa kontroversi tentang keaslian Kemakmuran Negara Smith; beberapa orang menyangkal hasil kerjanya hanyalah tambahan biasa kepada kerja pemikir seperti David Hume dan Baron de Montesquieu. Dan, banyak teori-teori Smith hanya menggambarkan trend sejarah menjauh dari mercantilisme, menuju perdagangan-bebas, yang telah berkembang selama beberapa dekade, dan telah memiliki pengaruh yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun begitu, buku ini mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas, dan tetap menjadi suatu buku yang paling berpengaruh dan penting dalam bidangnya sekarang ini.
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian kerja harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, juga menitik beratkan pada Luas Pasar.
Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan internasional menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri.
Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Karakter pribadi dan pandangan-pandangan :
Sangat sedikit yang diketahui tentang Adam Smith selain dari apa yang bisa dideduksi dari karya-karyanya yang sudah diterbitkan. Semua paper pribadinya sudah dihancurkan setelah kematiannya. Dia tidak menikah dan sepertinya mempertahankan hubungan dekat dengan ibunya, di mana dia tinggal setelah pulang dari Perancis dan mendahului kematian Smith hanya 6 tahun berselang. Kesaksian kontemporer menjelaskan Smith sebagai eksentrik tetapi intelektual yang dermawan dan ramah, kepikunan yang komikal, dengan kebiasaan yang berulang tentang pidato dan memberi senyuman yang "ramah tanpa ekspresi."[4] Kesabarannya disebut memiliki nilai penting dalam pekerjaannya sebagai administrasi Glasgow. Setelah kematiannya ditemukan bahwa sebagian besar pendapatannya disumbangkan secara rahasia olehnya.
Telah terjadi beberapa debat terhadap pandangan relijius dari Adam Smith. Ayahnya memiliki ketertarikan besar pada Kekristenan [5] dan merupakan sayap moderat dari gereja Skotlandia (gereja nasional di Skotlandia sejak 1690). Smith mungkin pergi ke Inggris untuk meniti karier di dalam Gereja Inggris: pernyataan ini kontroversial dan bergantung pada status eksibisi Snell. Di Oxford, Smith menolak Kristen dan dipercaya kalau dia pulang ke Skotlandia sebagai Deis.
Ekonom Ronald Coase, bagaimanpun, telah menantang pandangan kalau Smith merupakan seorang Deist, menyatakan bahwa, ketika Smith mungkin dihubungkan sebagai "Arsitek Besar Alam Semesta", sarjana lain telah "jauh melebih-lebihkan perluasan sampai di mana Adam Smith telah memasuki sebuah keyakinan dalam sebuah Tuhan Pribadi". Dia mendasari analisis ini dari sebuah remark dalam The Wealth of Nations di mana Smith menulis kalau keingintahuan umat manusia tentang "fenomena luarbiasa dari alam" seperti "generasi, kehidupan, pertumbuhan dan kematian dari tanaman dan binatang" telah membuat manusia untuk "memasukkannya dalam akal sehat mereka". Coase mencatat observasi Smith di mana: "Takhayul pertama-tama ditujukkan untuk memenuhi keingintahuan, dengan menghubungkan semua penampakan menakjubkan pada agensi tentang Tuhan". Bagaimanapun, kepercayaan ini tidak bertentangan dengan Deisme, sebuah sistem kepercayaan yang memegang ide sekptis tentang Tuhan pribadi.
Tahun 1748 Smith memulai menguliahi umum di Edinburgh di bawah bimbingan Lord Kames. Sebagian dari perkuliahannya menyinggung retorika dan belles-letters, tetapi nantinya dia akan mengambil subyek dari "kemajuan dari kesejahteraan," dan nantinya, di pertengahan atau akhir abad dua puluh, di mana dia pertama kalinya mengemukakan filosofi ekonomi dari "sistem yang jelas dan sederhana dari kebebasan alamiah" di mana dia menyatakan hal tersebut ke khalayak dalam buku karangannya The Wealth of Nations. Pada sekitar tahun 1750 dia bertemu filusuf David Hume, yang merupakan seniornya terpaut sepuluh tahun. Hubungan dan kesamaan opini yang dapat ditemukan dalam detail dari tulisan mereka mencakup sejarah, politik, filosofi, ekonomi, dan agama menandakan bahwa mereka berdua memiliki persekutuan intelektual yang dekat dan persahabatan dibanding orang lain yang mana akan memerankan peran penting selama Pencerahan di Skotlandia.[1], dia merutinkan The Poker Club dari Edinburgh.
Tahun 1751 Smith ditunjuk sebagai ketua dewan logika di Universitas Glasgow, dipindahkan tahun 1752 ke Dewan filosofi moral Glasgow, pernah ditinggali oleh gurunya yang terkenal, Francis Hutcheson. Kuliahnya mencakup etika, retorika, jurispundens, politik ekonomi, dan "polisi dan keuntungan". Tahun 1759 dia menerbitkan Teori dari Sentimen Moral, memasukan sebagian kuliahnya di Glasgow. Karya ini, yang membangun reputasi Smith masa itu, menjelaskan bagaimana komuikasi manusia bergantung pada simpati antara agen dan penonton (itu, sang individual dan anggota masyarakat yang lain). Analisanya pada evolusi bahasa kadang-kadang superfisial, seperti yang ditunjukkan 14 tahun kemudian oleh penelitian yang lebih dalam pada bahasa primitif oleh Lord Monboddo[2]. dalam karyanya berjudul Asal Muasal dan Perkembangan Bahasa kapasitas Smith akan pengaruh, persuasif, atau argumen retorikal, lebih banyak dalam buktinya. Dia mendasarkan penjelasannya tidak, seperti Lord Shaftesbury ketiga dan Hutcheson lakukan pada "kepentingan moral", juga tidak seperti Hume padautilitarianisme, tetapi berdasarkan atas simpati.
Teori Nilai

Menurut Smith, barang mernpunyai dua nilai :
1. Nilai guna (value in use)
2. Nilai tukar (value in exchange)
Nilai tukar atau harga dari suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
(labor) yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut. Untuk mengukur tenaga labor yang digunakan untuk menghasilkan barang, tidak dapat diukur dengan jam kerja saja, sebab skill tiap orang berbeda. Untuk itu digunakan harga labor sebagai alat ukur, yaitu upah.
Perbedaan tenaga kerja dalam menghasilkan barang digunakan untuk
menentukan harga. Harga seperti ini disebut sebagai harga alami (natural price), yang pada zaman sekarang disebut harga keseimbangan jangka panjang.
Hubungan antara nilai tukar dan nilai guna : Menurut Smith bahvva suatu barang yang mempunyai nilai guna yang tinggi kadang-kadang tidak memiliki nilai tukar (tidak bisa ditukarkan dengan barang Iain), sebaliknya ada pula barang yang mempunyai nilai tukar tinggi tetapi memiliki nilai guna kecil (tidak begitu berfaedah dalam kehidupan). Contoh air dan intan.

Teori Pembagian Kerja
               Menurut Smith, produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan rnelalui
pembagian kerja (division of labor). Pembagian keda akan mendorong spesialisasi, di mana orang akan memilih mengedakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
               Pembagian kerja rnenyebabkan tiap orang menjadi ahli di bidangnya (terspesialisir) dan dengan demikian produktivitasnya juga meningkat, sehingga hasil produksi secara total juga meningkat.
Teori pertumbuhan ekonomi Klasik : Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kedarja, dan hal ini akan meningkatkan permintaan dan perluasan pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
               Smith membedakan tenaga kerja atas tenaga kerja yang produktif dan tenaga kerja tidak produktif. Tenaga kerja produktif adalah tenaga kerja yang menciptakan nilai dan menciptakan surplus untuk pengusaha. Bagi Smith tenaga kerja pada sektorjasa termasuk tenaga kerja tidak produktif.

2. Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Sesudah Adam Smith, Thomas Malthus dianggap sebagai pemikir klasik yang sangat berjasa dalam pengembangan pemikiran – pemikiran ekonomi. Malthus menimba pendidikandi St. John’s College, Cambridge, Inggris, dan kemudian melanjutkan ke East India College.Sewaktu ia diangkat sebagai dosen pada East India College, untuk pertama kalinya ekonomi politik (political economy) diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri.
Pada tahun 1798 malthus menerbitkan buku, dan buku tersebut menimbulkan perdebatan dengan orang tuanya sendiri tentang pendapat yang menyatakan bahwa sifat – sifat manusia bukanlah karena diwariskan, tetapi ditentukan oleh lingkngan dimana merekahidup.
Ia merupakan seorang ahli ilmu ekonomi politik, yang berasal dari lnggris. Buku-bukunya tentang ekonomi politik adalah : Principles of Political Economy (1820) dan Definitions of Political Economy (1827), An Inquiry into the Nature and Progress ofRent (1815).
               Bukunya yang terkenal adalah Essay on Principle of Population as it Affects the Future lmprovement of Society (1798). Dari buku ini terlihat bahwa Malthus merupakan slaah seorang pengikut Adam Smith yang memiliki sikap pesimis terhadap masa depan manusia.
Menurutnya bahvva tanah sebagai salah satu surnber produksi utama tetap
jumlahnya, terutama untuk pertanian karena semakin banyak yang digunakan oleh pabrik-pabrik, jalan, atau untuk perumahan.
Kenyataan ini didasarkan pada berbagai kesengsaraan, kemiskinan, dan ketidakbahagiaan manusia yang di temuinya di lingkungan kehidupannya. Yang bertanggung jawab atas keadaan ini semua adalah pemerintah, untuk mengubah keadaan ini diperlukan pembaharuan kelembagaan.
Ayah Thomas Robert Malthus menyetui pandapat itu, tetapi malthus muda membantah pendapat itu . dengan menggabungkan pemikiran – pemikiran teori penduduk  pada beberapa tulisaan sebelumnya, termsuk hokum hasil lebih yang semakin berkurang yang pernah ditemukan oleh Turgot, Malthus mengembangkan teori kependudukan, denganmengasumsikan bahwa nafsu sex manusia dan kebutuhan makanan mempunyai hubungan.
Menurut pengamatannya manusia berkembangjauh lebih cepat dibandingkan produksi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, maka Malthus meramal bahvva suatu ketika akan terjadi malapetaka (disaster) yang akan menimpa umat manusia.
Dalam bukunya Priciples of Population (1796), ia menguraikan bahwa satu-satunya oara untuk menghindar dari malapetaka tersebut adalah dengan melakukan kontrol atas pertumbuhan penduduk.
Dapat dilihat dewasa ini, pemikiran Malthus yang relevan bukan di dunia Barat, melainkan di dunia ketiga, seperti di Asia, Afrika dan Amerika Latin. masalah kependudukan telah dikaitkan pula dengan masalah lingkungan.
Dengan demikian, ahli ekonomi kembali mengkaji pemikiran Malthus dan mencoba untuk melakukan revisi. Di negeri-negeri maju, memang bukan masalah pertumbuhan penduduk yang utama, tetapi kepadatan penduduk dan industrialisasi telah memperburuk lingkungan kehidupan manusia.
Jumlah penduduk meningkat tidak seimbang dengan kenaikan persediaan kebutuhan pokok hidup. Bilamana kemampuan lahan untuk menghasilakn kebutuhan manusia menurun, maka peningkatan bahan pangan tidak dapat mengimbangi jumlah pertambahan penduduk. Pemikiran malthus yang kontroversi waktu itu dapat digambarkan lebih lanjut sebagai berikut:
1.      Kita perlu melihat latar belakang tentang alasan-alasan malthus berpendapat demikian, malthus melihat pada waktu itu : menjelang tahun 1790, Inggris dalam keadaan swasembada pangan tetapi padatahun itu Inggris harus mengimport bahan pangan terjadi proses pemiskinan penduduk yang berpendapatan rendah.
2.         Dalam bukunya yang terbit edisi pertama malthus mengemukakan dua dasar pertama sebagai asumsi: untuk kehadiran manusia diperlukan bahan pangan nafsu sex antar kelamin merupakan kebutuhan yang tidak akan berubah. Dengan asumsi ini dapat disimpulkan peningkatan penduduk lebih cepat daripada perumbuhan bahan pangan. Karena itu Malthus mengemukakancara mengatasinya dengan melakukan pembatasan. Terdapat dua pembatasan, yakni pengendalian posotif dan negatif. Pengendalian positif adalah perang, penyakit, dan kelaparan. Pengendalian negatif dengan menunda perkawinan. Tetapi hal tersebut dapat menimbulkan kejahatan seksual. Untuk mengatasi ini tidak mungkin dengan meniadakan struktur kelembagaan yang ada.
3.         Pendapat Malthus yang menjadi kontroversi dan mendapat kritik keras dari penentangnya, kemudian bukunya terbit untuk yang kedua kalinya pada tahun1803. Metodologi yang digunakan malthus semata-mata deduktif telah dilengkapi dengan metode induktif pada edisi kedua dan dua cara pembatasan pertumbuhan penduduk Telah menjadi tiga cara yaitu ditambah dengan melakukan kendali moral( moral-restraint ). Maksud kendali moral adalh menunda perkawinan tanpa melakukan hubungan sex sebelumnya.
Theory of Gluts
yaitu penawaran yang tergantung pada permintaan. Dan hal ini ditentang oleh Ricardo.

3. David Ricardo (1772-1823)
Ricardo adalah  seorang ekonom yang berlatar belakang pengusaha. Ricardo sependapat dengan Smith bahwa labor memegang peranan penting dalam perekonomian.  Perbedaan pendapatnya dengan Smith adalah bahwaSmith lebih menekankan masalah kemakmuran bangsa dan pertumbuhan, sedang Ricardo Iebih memperhatikan masalah pemerataan pendapatan di antara berbagai golongan dalam masyarakat.
Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat, yaitu :
a) Golongan Kapital
Adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional.
b) Golongan Buruh
Golongan buruh ini tergantung pada golongan kapital dan merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat.
c) Golongan tuan tanah
Mereka hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang di sewakan.
David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin langka adanya.
4. Jean Baptiste Say (1767--1832)
               Ekonom yang berasal dari Prancis. Seperti halnya Ricardo, Say juga berlatar belakang seorang pengusaha. Say agak memperluas teori Smith dengan mengatakan bahwa semua yang menghasilkan "utilities" (gunaffaedah) - yaitu sesuatu yang dibutuhkan orang dan untuk rnendapatkannya orang rela mernpayar
dengan uang - adalah produsen, tidak perduli apa yang mereka hasilkan itu barang atau jasa.
               Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran Klasik ialah pemikirannya (yang dikenal dengan Say's Law) yang rnenyatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its own demand). Asumsinya adalah, bahwa nilai produksi selalu sama dengan peridapatan. Setiap ada produksi, akan ada pendapatan, yang beeamya persis sama dengan nilai produksi tadi. Jadi, dalam keadaan keseimbangan produksi cenderung rnenciptakan permintaannya sendiri akan barang bersangkutan.
               Gagasan Say tidak diterima begitu saja oleh semua pemikir yang tergolong mazhab Kiask Thomas Malthus terrnasuk di antara ekonom yang menolak kebenaraa hukum Say. Malthus menunjukkan bahwa adanya kekurangan dalam kemampuan berkonsunnsi (underconsurnpfion) di antara masyarakat.
               Gagasan Say dijadikan titik tolak bagi Keynes untuk rnelancarkan suatu revolusi dalam pemikiran ekonomi dengan rnenyusun suatu kerangka analisis teoritis yang baru dan pola pendekatan yang loerlainan terhadap masalah-masalah ekonomi masyarakat. Melalui pengkajiannya yang mendalam, Keynes berkesimpulan bahwa teori Say tidak dapat dibenarkan sebagai dasar teori maupun loerdasarkan pengalaman empiris ekonomi masayarakat.

5. John Stuart Mill
(1806-1873)
               Mill adalah seorang ekonom, yang sejak kecil telah dididik dengan keras
oleh ayahnya yang juga seorang ekonom, yaitu lames Mill. Pada usia 12 tahun ia sudah mampu menulis tentang sejarah, setahun berikutnya ia telah mampu mengoreksi buku Elements of Political Economy yang ditulis oleh ayahnya. Pada usia 16 tahun ia telah mengorganisir sebuah organisasi yang disebut utilitarian society.
               Buku-buku yang ditulisnya antara lain : A System of Logic tahun 1943, On the Liberty (1859), Essay on Some Unsettled Questions of Political Economy (1844) dan Principles of Political Economy With Some of Their Applications to Social Philosophy (1848).
               John Stuart Mill merupakan salah satu tokoh Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan konsep kebebasan, yang dituangkan secara komprehensif di dalam bukunya On Liberty. Bukunya yang berkaitan dengan ekonomi, Principles of Political Economy pada tahun 1848 berupaya untuk memahami masalah ekonomi sebagai suatu masalah sosial. Masalah tentang bagaimana manusia hidup dan ikut ambil bagian dalam kemakmuran bangsanya, baik dalam proses produksi, perlindungan terhadap produk dalam negeri dan perpesaing antar produk, maupun masalah distribusi melalui instrument uang dan kredit (mikhael dua,2008).
               Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus, dimana pertumbuhan ekonomi selalu diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan sumber yang tetap.
Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang lebih mengedepankan kepada kebahagiaan orang lain, dimana disanalah moralitas utilitarian dibangun oleh Mill. Prinsip tersebut memang cukup relevan dalam hal aktifitas ekonomi, disamping Mill menerima pasar bebas Adam Smith, namun usaha untuk memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal persaingan ekonomi pasar, menjadi agenda Mill. Kondisi pasar bebas yang cenderung bersikap egoisme sentris, berusaha ditekan Mill dengan pemberlakuan nilai moralitas bersama, dimana prinsip kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain pasar, pelaku usaha, produsen, distribusi, hingga tataran konsumen. Pasar bebas memang cenderung melahirkan kondisi menang-kalah, namun diantara dua belah pihak diharapkan harus tetap mampu menjalin hubungan yang kelak melahirkan kebahagiaan bersama, yang merupakan konsekuensi atas universalisme etis ala John Stuart Mill.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar